Sisi Lain dari Sosok Kho Tjeng Lie alias Ateng yang Legendaris

8,031 kali dilihat, 3 kali dilihat hari ini
Centangbiru – Pada Eranya, seluruh masyarakat Indonesia sangat mengenal dan akrab dengan sosok pelawak terkenal bernama Ateng. Banyak sisi lain dari kehidupan Pelawak kebanggaan Indonesia ini yang belum terungkap ke publik.
Ketika berusia 36 tahun, tepatnya pada tanggal 30 Agustus 1978, Kho Tjeng Lie secara resmi di depan pengadilan, merubah namanya menjadi Ateng Suripto.
Kho Tjeng Lie adalah nama asli Ateng yang diberikan oleh kedua orang tuanya, yaitu Kho Kian Lok (ayah) dan Lao Wit Nio (ibu).
Menggeluti dunia lawak sejak masih sebagai pelajar (semasa pelajar, pernah melawak bersama Benyamin Sueb, yang merupakan kawannya satu sekolah di Taman Siswa Kemayoran), Ateng adalah legenda dunia hiburan Indonesia. Sejak 1963, Ateng mulai melawak secara profesional, dengan cara bergabung bersama pelawak yang sudah lebih dulu kondang daripada dirinya. Mulai dari Kwartet Jaya (1967), Iskak Grup (1974) hingga Ria Jenaka yang tampil tetap di TVRI.
Siapa menyangka, jika beliau juga korban dari Keppres 240 / 1967 (mengenai anjuran perubahan nama). Tragis, pada satu sisi beliau adalah nama besar bagi bangsa ini, di sisi lainnya merupakan korban dari kebijakan pemerintahan negaranya sendiri.
Kebijakan yang pernah dikeluarkan pada masa pemerintahan Soeharto tersebut adalah sejarah kelam bagi seluruh bangsa, dimana satu etnis anggota bangsa, harus beramai-ramai merubah namanya sendiri.
“Nama Kho Tjeng Lie adalah nama yang sangat Indonesia juga, sama Indonesianya dengan nama saya Azmi Abubakar!,”
Kita Sebangsa Setanah Air dan Setara!
Merdeka! Jayalah Indonesiaku.
(Azmi Abubakar)
Sumber:
1.Tempo, 26 April 1975
2.Tempo, 16 September 1978
3. Majalah Hidup, 17 Oktober 1993.
(Koleksi Museum Pustaka Peranakan Tionghoa)


