Ketua PWI Pasaman Kecam Penembakan Wartawan Di Sumatera Utara, Desak Kapolri Usut Hingga Tuntas
Ketua PWI Pasaman, Rismainaldi

1,613 kali dilihat, 3 kali dilihat hari ini

Lubuk Sikaping (Centangbiru) – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pasaman secara tegas mengecam penembakan terhadap salah satu wartawan di Sumatera Utara, sekaligus mendesak Kapolri agar mengusut tuntas kasus yang menimpa wartawan Mara Salem Harahap.

Ketua PWI Pasaman, Rismainaldi berharap, kasus kekerasan terhadap wartawan, apalagi sampai menghilangkan nyawa, tidak terjadi lagi.

“Sungguh sangat miris dan menyedihkan, mendapatkan informasi seperti ini. Ketika masyarakat pers sedang semangat untuk meningkatkan kemerdekaan pers yang bertanggung jawab, masih ada saja oknum yang main hakim sendiri,” ujar Rismainaldi kepada Centangbiru, Senin (21/6).

Dikatakan Rismainaldi, penembakan yang dilakukan terhadap Marsal Harahap ini diduga terkait dengan pemberitaan. Dari hasil penelusuran diketahui, Marsal Harahap sebelumnya sempat divonis 6 bulan penjara oleh Pengadilan Negeri Simalungun Sumatera Utara karena dianggap melakukan pencemaran nama baik atas pemberitaan berjudul: Proyek Korupsi di RSUD Perdagangan Rp 9,1 Miliar Diduga Melibatkan Bupati Simalungun Saragih dan Oknum Anggota DPRD Simalungun Elias Barus.

Namun, belum bisa dipastikan, apakah penembakan yang terjadi, ada kaitannya atau tidak dengan pemberitaan yang disiarkan korban sebelumnya.

Karena itu, Rismainaldi mengharapkan, aparat penegak hukum benar-benar serius dan transparan untuk mengungkap kasus ini.

Ketua PWI Pasaman juga menyampaikan, dari sisi Indeks Kemerdekaan Pers (IKP), situasi di Sumatera Utara memang perlu perhatian serius.

“Padahal, 2020 lalu, peringkat IKP Sumatera Utara sempat berada di posisi 16,” kata Rismainaldi.

Bahkan, pada 2019, peringkat IKP Sumatera Utara berada di posisi 32, dari 34 provinsi yang ada di Indonesia.

Dari indeks tersebut bisa ditarik kesimpulan, kemerdekaan pers di provinsi tersebut memang mengkhawatirkan. Sebab, masih ada saja oknum tertentu yang diduga melakukan kekerasan atau menghalangi kerja pers dalam mencari informasi.

“Tidak ada berita seharga nyawa. Aparat keamanan harus mengusut tuntas pelakunya. Yang paling penting, otak pelakunya juga harus diungkap,” tegasnya.

Rismainaldi menyampaikan, atas nama PWI Pasaman menyampaikan turut berdukacita sedalam-dalamnya atas kejadian ini. Harapannya, keluarga wartawan yang menjadi korban tetap tabah dan bersabar atas musibah ini.

Diketahui, wartawan media online bernama Mara Salem Harahap atau akrab disapa Marsal, meninggal dunia usai ditembak orang tak dikenal, Sabtu (19/6/21) dini hari. Luka tembak ditemukan di paha sebelah kiri korban. Humas RS Vita Insani Pematangsiantar Sutrisno Dalimunthe mengatakan, Marsal dibawa ke RS Vita Insani sekira pukul 01.00 WIB, dalam keadaan sudah meninggal dunia.

(Unc)