Mahasiswa KKN Unand Bantu UMKM Dalam Produksi Virgin Coconut Oil Di Nagari Koto Baru

328 kali dilihat, 6 kali dilihat hari ini
Padang Pariaman (Centangbiru) – Nagari Koto Baru, yang terletak di Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padang Pariaman, terus berkembang menjadi sentra produksi Virgin Coconut Oil (VCO). Menurut laman Pariaman Today, dengan memiliki perkebunan kelapa seluas 10 hektar serta memiliki bibit unggul yang menjadikan Nagari Koto Baru sebagai NMKel, menjadikan kelapa sebagai sumber utama bahan baku VCO yang berkualitas.
Ketua Gapoktan Nagari Koto Baru mengatakan, bahwa Nagari Koto Baru telah menjadi daerah penyuplai bibit kelapa besertifikat nasional. Dari 52 bibit unggul di Indonesia, bibit Padang Pariaman berada di peringkat ke-2.
Pelaku UMKM yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), mainkan peran penting dalam pengolahan kelapa menjadi berbagai produk yang bernilai ekonomis, termasuk VCO.
Dalam proses pembuatan VCO ini, beberapa mahasiswa KKN UNAND yang belajar ke daerah Koto Baru ikut serta dalam proses produksi VCO. Dibantu serta pembinaan oleh bu Titiek dan bu Ayang dari Gapoktan Nagari Koto Baru.
“Kami memanfaatkan 50 buah kelapa tua yang sudah bertunas untuk menghasilkan minyak kelapa murni, dengan metode fermentasi yang alami dan ramah lingkungan. Proses produksi dimulai dengan pemilihan kelapa tua, yang kemudian dikupas, diparut, dan diperas untuk mendapatkan santan segar. Santan ini difermentasi secara alami selama 24 jam hingga minyak terpisah dari air dan blondo menghasilkan VCO murni tanpa pemanasan atau bahan kimia tambahan,” ungkap bu Titiek, Sabtu (1/2/2025).
Minyak yang dihasilkan, tambah Tatiek, kemudian disaring untuk memastikan kejernihan dan kemurniannya sebelum dikemas dan dipasarkan. VCO dikenal memiliki banyak manfaat, baik untuk kesehatan maupun kecantikan. Sebagai sumber asam lemak rantai sedang (MCT), VCO dapat meningkatkan metabolisme, mendukung sistem kekebalan tubuh, serta membantu menjaga kesehatan jantung.
Selain itu, VCO juga digunakan sebagai pelembap alami untuk kulit dan rambut, membantu mengatasi masalah kulit seperti eksim dan jerawat, serta berperan sebagai antioksidan alami yang melawan penuaan dini.
Dengan kualitas yang memenuhi standar nasional, UMKM VCO di Nagari Koto Baru tidak hanya memberdayakan petani kelapa lokal tetapi juga membuka peluang ekspor ke pasar yang lebih luas yang menjadikan produk ini sebagai salah satu unggulan daerah yang bernilai tinggi.
Kepada Mahasiswa KKN, Bu Titiek juga menjelaskan bahwa proses pembuatan VCO ini cukup tricky. Kelapa yang sudah diparut harus segera diperas, tidak boleh dibiarkan terlalu lama. Proses memeras kelapa juga harus diperhatikan, tidak boleh menggunakan cincin atau benda logam lainnya, dan juga ada trik khusus dalam memeras kelapa.
Ibu Titiek juga menjelaskan, kelemahan dari metode konvensional, yaitu bergantung dengan cuaca.
“Minyak VCO tidak bisa berpisah dari blondo dengan berbagai macam faktor, salah satunya jika cuaca mendung dan dingin. Dari hasil fermentasi, menghasilkan 3 fasa yaitu, VCO, blondo, dan air. Namun, jika proses pemisahan tersebut gagal, campuran yang gagal terpisah ini masih dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan minyak tanak tangan melalui proses pemanasan,” terang Bu Titiek.
Dengan begitu, seluruh bagian kelapa tetap termanfaatkan secara optimal, mendukung prinsip keberlanjutan, dan mengurangi potensi limbah dalam proses produksi VCO.
Kedepannya Bu Titiek berharap VCO yang dihasilkan menjadi pilihan pasar dan juga dapat meningkatkan nilai perekonomian pelaku UMKM di daerah Koto Baru.
Tim dari mahasiswa KKN Unand ke Nagari Koto Baru adalah Frima Syakira, Hafifah Qadarti Rusli, Redha Wahyuni, Sarah Nur Azizah, Sela Esa Dela, Septianis Fatra, Shofya Giovani.
(Unc)