UMKM Nagari Koto Baru Olah Limbah Kelapa Menjadi Asap Cair Dengan Banyak Manfaat

391 kali dilihat, 6 kali dilihat hari ini

Padang Pariaman (Centangbiru) – Nagari Koto Baru yang berada di kecamatan VII Padang Sago, yang pada tahun 2014 dinobatkan sebagai Nagari Model Kelapa oleh pemerintah. Dikarenakan Nagari Koto Baru sangat cocok dalam membibitkan kelapa sehingga banyak hasil kelapa yang dijadikan penghasilan utama pada Nagari ini. Namun dalam beberapa waktu limbah kelapa yang tidak terpakai menjadi permasalahan utama.

Dari situlah asap cair ditemukan dan diproduksi. Limbah dari kelapa tersebut (serabut dan tempurung kelapa) yang sudah tidak diperlukan melalui penyulingan bisa menghasilkan asap cair yang mempunyai banyak manfaat bagi kulit dan lainnya.

Manfaat Asap Cair

Manfaat asap cair ini terbagi menjadi tiga, dikarenakan hasil penyulingan dari asap cair terbagi menjadi tiga grade, grade pertama merupakan hasil dari penyulingan terakhir dalam pembuatan asap cair manfaatnya bisa digunakan untuk bahan pengawet makanan alami dengan perbandingan 1:100 dengan air biasa. Grade satu juga bisa membantu antibodi tubuh kita dalam mennetralisir racun yan masuk dalam tubuh. Grade dua, merupakan hasil dari penyulingan kedua dalam pembuatan asap cair manfaat yang didapatkan adalah untuk mengobati penyakit kulit, seperti panu kemudian digunakan untuk obat sakit gigi, obat luka, mengobati alergi atau gatal-gatal dan lain-lain.

Selanjutnya adalah Grade tiga, merupakan hasil dari penyulingan pertama dalam pembuatan asap cair yang manfaatnya sebagai plitur untuk pelapis kayu sebagai penangkal rayap, menghilangkan bau kandang dan mengusir serangga. Bersifat disinfektan kandang ternak, kolam ikan dan lain-lain. Koagulan karet, shigga karet tidak berbau dan mempertinggi elastislitas karet ZPT (zat perangsang tumbuh) pupuk cair.

Proses pembuatan asap cair

Asap cair dihasilkan melalui proses pirolisis, yaitu proses pemanasan bahan organic tanpa oksigen. Bahan organic yang digunakan sebagai bahan baku adalah serabut kelapa dan tempurung kelapa.

Dalam proses pembuatan antara batok kelapa dan serabutnya, juga memilki waktu yang berbeda dimana batok kelapa di pirolisis selama 6-8 jam pemanasan, sedangkan serabut kelapa selama 3-4 jam. Dilihat dari Kualitas dan jumlah hasil produksi, Asap cair dengan bahan baku batok kelapa lebih memilki kualitas yang baik dan hasil produksi yang lebih banyak dibandingkan Asap cair dari bahan baku serabut kelapa. Karena kualitasnya lebih baik konsumen cenderung meminati Asap cair yang berbahan batok kelapa.

Biasanya pemasaran dari Asap cair ini di lakukan dari mulut kemulut saja, yang mengakibatkan tidak pastinya pasar maupun konsumen tetap untuk asap cair ini. Asap cair mulai di produksi ketika ada konsumen yang memesan, sehingga asap cair yang dihasilkan jumlahnya selalu sesuai dengan pesanan.

Pasar asap cair hanya berkisar di Sumatera Barat, dan terkadang dari luar pulau Sumatera, hanya saja itu pesanan dari seorang kenalan.

Kendala dalam asap cair ini dimana proses produksi tidak bisa dilakukan jika cuaca tidak mendukung, dimana dalam tahap pirolisis ini di butuhkan saat cuaca panas.

Asap cair memiliki potensi yang besar dalam UMKM jika diproduksi secara rutin dan memiliki pasar yang tetap. Harapannya asap cair ini dapat memiliki pasar yang tetap sehingga produksi asap cair dapat diproduksi secara rutin dan banyak yang mengenal dan mengetahui dari manfaat asap cair ini.

Tulisan ini oleh Mahasiswa KKN Unand di Nagari Koto Baru: Frima Syakira, Hafifah Qadarti Rusli, Redha Wahyuni, Sarah Nur Azizah, Sela Esa Dela, Septianis Fatra dan Shofya Giovani